Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2015

Sweet Dreams!

"Aku bobo dulu, yah." " Sweet dreams !" Pernah nggak sih kita bangun dengan deg-degan walaupun udah didoakan mimpi yang indah oleh sang gebetan?   Nightmare , mimpi buruk yang sering banget jadi beban pikiran kita. Bukannya bermimpi manis, tapi malah 'mencakar' pikiran. Kalau aku pribadi sih, pernah punya mimpi buruk masa kecil yang entah kenapa nggak terlupakan. Jadi ceritanya, mamaku menurunkanku dan adikku di sebuah hutan gelap dan ia pergi. Tanpa pamit.  Aku yang di tinggalkan berdua, dijemput oleh seorang nenek sihir dan dibawa menuju kastil sihirnya. Aku dijadikan pembantu dan adikku mau dimasak dalam pot besar. Dan aku terbangun saat adikku meronta-ronta dalam cengkraman sang nenek. Klimaks banget deh, pokoknya. Yah, saat itu aku mikirin banget perihal itu. Aku sering banget sih, mimpi yang aneh-aneh. Mati karena ketelan permen karet, semua orang yang aku kenal jadi hantu, melihat orang yang tenggelam tanpa ada keinginan men

Coretan Visual Seorang Bocah

H alo, Setiap orang pernah muda. Setiap orang pernah lahir dan menjadi bayi yang nggak bisa apa-apa, dan kamu juga pasti pernah menjadi seorang anak berimajinasi liar. Rasanya itu campur-aduk. Kadang ceroboh sehingga melakukan kesalahan yang membuatku diomeli habis-habisan, kadang juga menjadi anak baik yang dipuji kerabat. Bahkan, nggak jarang aku menangis akibat keteledoran dan kepolosanku. Aku, sebagai seorang bocah, menorehkan imajinasiku pada beberapa buku, aku menyebutnya sebagai Visual Note . Keduanya sahabatku yang bisa kuajak kemana pun aku pergi. Aku bercerita dan tertawa pada mereka, dan sampai saat aku mengetik ini, aku masih bisa merasakan sensasinya. Biarkan aku cerita sedikit tentang goresan sang bocah ini. 1. Sammie, adik imajinerku. Kenalkan, ini aku dan 'adik'ku. Saat itu aku adalah awal-awal aku tinggal di Belanda, dan tanteku menghadiahkan sebuah boneka untuk menceriakan aku kembali. Ia membelinya di Jerman saat tengah mengunjungi kera

Dear, Me (and You)

          Pernahkah kamu mengecewakan dirimu sendiri, sahabat? Perasaan benci dan ketidakberanian yang begitu mengurungmu dalam sebuah sangkar baja, tidak memberimu kebebasan sejati.  Tidak, bukan saja merampas kebebasan, tetapi mereka jugalah yang menghentikan laju langkahmu. Keduanya membuatmu berjalan di tempat, berhenti, atau bahkan lebih parahnya lagi; berjalan ke belakang.  Sebetulnya, kamu juga harus menganalisa sebab dari penyiksaan diri tersebut. Sebuah ‘ekskresi’ yang harus dikeluarkan tanpa perlu diraih kembali. Bagaikan sang pangeran katak yang menanti kecupan sang putri, pegharapan yang terlalu tinggi bisa saja mencukai hatimu. Kemungkinan sebuah harapan hanyalah dua, entah itu akan membuat pipimu bersemu, ataulah ia akan memilukan hati cantikmu.  Jadi, kita tidak perlu melakukan yang terbaik? Bukan, aku tidak berkata demikian. Kenalilah potensi dan segala pesonamu. Menurutku, tidaklah perlu kita menyesali segala sesuatu yang telah di

#ceritakitacastingcall

Casting ? Tunggu, tunggu. Jangan salah paham dulu, ya guys. Casting yang dimaksud bukanlah casting iklan ataupun sinetron. Wajahku layak disensor untuk itu. Jadi, aku ceritakan awal mulanya dulu aku bisa mengikuti ajang pencarian kontributor Cerita Kita. Waktu itu aku lagi di perpustakaan dan bosan, menunggu jam pulang kuliah. Karena nggak ada kerjaan, aku pun menjalankan ritualku men- scroll instagram . Ke atas, kebawah, dan tekan dua kali hingga muncul sebuah logo hati. Sebuah post dari @ceritakitaid menarik perhatianku. Kira-kira intinya seperti ini: 'Kamukah kontributor untuk cerita-kita.co.id? Pilih bagian yang ingin kamu kontribusikan.' Ada bagian writer , fotografer, desainer grafis, fashion stylist dan beauty enthusiast.  Karena aku tak bisa fotografi dan fashion tidak cocok dengan style-ku, aku mikir; 'coba saja ah, mumpung bosan.' Pendaftaranku dan tulisan yang kubuat kilat aku anggap angin lalu saja. Hidupku berjalan normal