Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2017

Pesona sang Bulan

  Pesona. Aku tidak memilikinya. Sudahlah, aku sudah terlalu berusaha. Tidak akan ada seorangpun yang mendeskripsikanku sebagai sebuah pesona. “Pia.” Suara itu memanggilku lembut, getarannya bermain naik dan turun dalam sistem pendengaranku. Debaran keras mengiringi harmoni tersebut dan menjadikan badanku sebuah alunan penuh dentuman. Ia menatapku hangat. Aku membalasnya. Sebuah percakapan tanpa kata-kata yang hanya melibatkan kami berdua terjadi di tengah keramaian ruang tersebut. Aku menunduk malu, ronaku bersemu samar. “Bolehkah aku meminjam tulisanmu?” Semua yang ada dalam dirinya mengalahkan keraguanku. Buku mungil tersebut kuserahkan dalam genggamannya, biarlah untaian kata demi kata tersebut yang mewakili diriku bercerita untuknya. ** Pagi ini gerimis. Dingin dan sejuk, kulitku menyukai sensasinya. Aroma tanah basah kian menyelimutiku dengan kenyamanan tak terdefinisikan. Aku suka hujan dan aku suka gerimis. Aku harus pergi, taman itu menungguku.

Titik koma;

Suatu hari, titik ingin mengakhiri suatu kalimat. Semua yang bermula pasti pula berakhir, katanya. Kau tidak bisa sok menjadi Tuhan dan menjadi tak terbatas, katanya. Koma ingin menjadi pengganti titik, Semua yang bermula tidak harus berakhir, katanya. Kau tidak bisa sok menjadi Tuhan dan dengan sengaja mengakhiri sesuatu, katanya. Titik koma pun terdiam; Semua yang bermula harus naik tingkat, pikirnya. Kau tidak bisa sok menjadi Tuhan dengan mengendalikan akhir ataupun lanjut, pikirnya. Titik koma pun merenung; Kalimat tidak bisa berakhir begitu saja. Kalimat juga tidak bisa terus melanjutkan panjangnya tanpa faedah lebih. Kau perlu melanjutkan awal yang sudah ada tersebut; kau juga tidak perlu melanjutkan awal tersebut. Lanjutkanlah kalimatmu dengan titik koma; jangan memperpanjang kalimat yang sudah bisa diselesaikan; Jangan berhenti melangkah mencari kelanjutan yang berbeda dari kalimat tersebut.