Tidak seperti kalian, aku bukanlah manusia yang terlahir dari rahim ibu. Tentu saja, aku tidak pernah mempermasalahkannya. Aku diciptakan oleh seorang peneliti hebat dan jenius, serta dibesarkan dan dijaga baik-baik oleh anak laki-laki beliau. Nama panggilan cowok gagah berambut jabrik tersebut Angga, dan ia sudah seperti kakakku sendiri. Walaupun bumi sudah hampir hancur karena ulah seorang berengsek, dan kami sudah mati-matian berjuang untuk menyelamatkannya dari kiamat, Angga tetap protektif dan memelukku saat ketakutan karena kemampuanku sendiri. Betul-betul seperti kakak kandung, bukan? Orang-orang ahli menyebut kemampuanku sebagai Synesthesia, sebuah proses dalam syaraf-syaraf otak. Jadi, perbedaanku dengan kalian hanyalah proses kelahiran dan sebuah kemampuan lebih untuk merasakan huruf, melihat warna dari sebuah tekstur, dan mencicipi bunyi. Tapi sesuai namaku, Amora, aku tetap bisa merasakan cinta kok .
bernafas sejak 1996.