Skip to main content

#ceritakitacastingcall

Casting?

Tunggu, tunggu. Jangan salah paham dulu, ya guys. Casting yang dimaksud bukanlah casting iklan ataupun sinetron. Wajahku layak disensor untuk itu.

Jadi, aku ceritakan awal mulanya dulu aku bisa mengikuti ajang pencarian kontributor Cerita Kita.

Waktu itu aku lagi di perpustakaan dan bosan, menunggu jam pulang kuliah. Karena nggak ada kerjaan, aku pun menjalankan ritualku men-scroll instagram. Ke atas, kebawah, dan tekan dua kali hingga muncul sebuah logo hati.

Sebuah post dari @ceritakitaid menarik perhatianku. Kira-kira intinya seperti ini:

'Kamukah kontributor untuk cerita-kita.co.id? Pilih bagian yang ingin kamu kontribusikan.'

Ada bagian writer, fotografer, desainer grafis, fashion stylist dan beauty enthusiast. Karena aku tak bisa fotografi dan fashion tidak cocok dengan style-ku, aku mikir; 'coba saja ah, mumpung bosan.'

Pendaftaranku dan tulisan yang kubuat kilat aku anggap angin lalu saja. Hidupku berjalan normal kembali, tanpa berekspektasi apa-apa.

**
1 Juni 2015.

Aku bangun tidur di mobil Papaku dan refleks membuka social media ku lagi. Maklumlah, anak masa kini memang gatal kalau jarinya nggak gerak.

Akun @ceritakitaid menyatakan sudah memilih 10 orang ditiap bagian yang didaftar.
Lagi-lagi, aku tidak mengharapkan apa-apa.

Aku membuka mulutku lebar-lebar melihat pengumumannya.

 Ya Tuhan! Writer nomor 5!

Singkat cerita, aku histeris dan pecicilan dimobil. Papaku menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkahku yang seperti baru dinobatkan menjadi jutawan.

** 
6 Juni 2015

Aku datang dengan senyum berseri-seri ke venue yang telah diberitahukan kakak redaksi Majalah GoGirl sebelumnya.

Baju putih yang kupakai memang sudah sesuai dress code, sudah rapi. Namun, tetap aja aku merasa ada sesuatu yang salah. 

Seperti, ini aku betul-betul terpilih dan berada di 10 besar? Aku terpilih untuk mengikuti workshop ini?



Setelah registrasi dan dikumpulkan disuatu hall, dipandu MC cantik bernama kak Grace, kami dibagi-bagi sesuai kelas masing-masing.

"Selamat datang kepada cewek-cewek ter-talented di Jakarta!"

Tempatnya lumayan cozy, dan cafe di Jakarta Selatan ini hari itu dipenuhi banner-banner cantik yang menampangkan acara besar sore itu.

Untuk aku yang kelas writer, kak Anita Moran-lah yang meng-coach kami.

Aku sempat heboh sendiri melihat kak Anita. Biasanya aku hanya melihatnya dihalaman depan majalah, dan aku tak bisa menahan diri untuk mengajaknya selfie. Aku agak malu-malu kucing, tapi kuputuskan sejenak untuk nekad. Kapan lagi, kan?

Wanita inspiratif ini ramah sekali, dengan lembut ia menanggapiku dan omongan nggak nyambungku.


Pendiri majalah Gogirl yang menawan tersebut bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kami tentang penulisan dengan sangat baik. Beliau menjelaskan  mengenai mencari data dengan interview, survey, cara menulis paragraf yang flowing, hingga mengatasi writer's block yang menghambat.

Dalam waktu satu jam, kami diminta menulis sesuatu. Ya, tulisan ini akan digunakan untuk menyeleksi dua dari 10 orang penulis yang terpilih.


Walaupun agak panik, aku berhasil menyelesaikannya.

Selesai kelas, aku dan teman-teman berselfie ria dan ketawa-ketiwi. Walaupun baru kenal, aku sudah bisa luwes dengan mereka. Bukan waktulah yang menentukan sebuah kedekatan, tapi lebih ke chemistry-nya.




Pada akhirnya, aku memang tidak menjadi kontributor. 

Namun masuk dalam 10 besar dari entry-entry yang masuk, sudah merupakan kebanggaan yang luar biasa untukku. Tak ada sedikitpun rasa kecewa yang terbesit dalam hati.

Selesai foto-foto dan bertukar sosial media dengan kawan-kawan baruku; aku pulang kepada kenyataan tugas-tugas kuliah yang belum selesai. 

Penuh ilmu dan semangat baru, aku semakin passionate untuk menulis.

Aku belajar satu hal hari itu; aku tidak se-hopeless seperti yang kukira. Ya, aku memang penuh kekurangan dan mengecewakan. Tapi setidaknya, ada sedikit hal yang bisa kubanggakan dan kukembangkan. Aku berdiri untuk diriku sendiri, aku percaya pada diriku sendiri.

#ceritakitacastingcall persembahan GoGirl dan CleanAndClear, thanks for choosing me to participate! :)



Comments

Popular posts from this blog

reviewlagu: untuk yang sedang memperjuangkan cinta

Halo, jadi kali ini aku ingin me- review lagu dari The Sam Willows . Band tersebut berasal dari Singapore, dan aku sudah jatuh hati semenjak pertama kali menonton cover mereka di Youtube . Lagu yang aku bahas kali ini berjudul For Love , dan sangat cocok untuk yang lagi mellow. Cocok nih buat nangis sendirian di kamar *loh* *ngelap ingus* :")   Too many people on board this train I gotta find my way around Too many voices in my head Gotta reach high turn it down Lagu ini diawali dengan suara-suara menenangkan, menciptakan suasana yang anehnya berdesir-desir kayak ombak di pantai. Bait pertama dinyanyikan oleh Benyamin Kheng, dan bercerita tentang seseorang yang kehilangan arah dan motivasi hidup. Kebimbangan yang menyebabkan seseorang sudah tidak tahu apa yang harus dilakukan. Diceritakan dalam lirik tersebut, bahwa orang ini goyah karena banyaknya tuntutan dan dorongan orang lain. Aku mengerti sih, terkadang suara orang lain menjadi begitu keras hingga kita tidak bisa m...

Belajar banyak di konferensi Psikologi ARUPS, Bali

Halo teman-teman, Kali ini aku menggebu-gebu sekali untuk menceritakan pengalamanku di Bali. Sungguh, sampai detik ini aku masih merasa bahagia dan bangga akan acara yang telah aku ikuti pada 21-22 Februari 2018 waktu itu! Jadi, awal mulanya seperti ini... Once upon a time , pada 2016 akhir, seorang dosen di kampusku menawarkan aku dan temanku (Desta) untuk ikut berkontribusi dalam penelitian beliau. Oh ya, untuk kalian yang belum tahu, aku sedang mengambil jurusan psikologi di Universitas Tarumanagara, ya. Aku sempat takut sih, karena belum pernah mengerjakan proyek seperti ini. Waktu itu, aku betul-betul khawatir karena pengalamanku dalam penelitian betul-betul nol besar. Namun, dosenku, Pak P. Tommy Y. S. Suyasa (beliau akrab dengan panggilan Pak Tommy), berbaik hati dan bersedia membimbing dari awal, beliau pun sabar menjelaskan pada kami apabila ada hal-hal yang masih kami belum pahami. Oh ya, kami belajar banyak dari dosen kami ini; hal-hal aka...

Ai

Aku tahu ia selalu mampu membawa tawa, cukup dengan beberapa kedipan mata centilnya. Ampuh. Teman-teman kantorku selalu mencubit pipinya lembut setiap aku membawanya turut serta, bibir mereka tak pernah absen untuk menyunggingkan senyum lebar saat mereka bersama dengannya.   Aika, gadis mungil dan cantik kesayanganku dan Thio yang sudah empat tahun terakhir ini resmi keluar dari rahimku dan menjadi buah hati kami.. Sosoknya yang periang dan identik dengan tubuh langsing, rambut bob sebahu dan poni ratanya itu menjadi favorit keluarga besar untuk diajak foto bersama pada acara kumpul-kumpul. Celotehennya yang unik bin ajaib juga selalu kami nanti-nantikan. Bayangkan, Aika dapat tiba-tiba menggombal bagaikan anak baru gede jaman sekarang yang romantis namun lucu. Bagaimana kami bisa tidak sayang dengannya?   "Tisha..." suara berat Thio memecahkanku dari pikiran sendiri yang entah sudah berlangsung selama berapa lama.. T...