Skip to main content

Sweet Dreams!


"Aku bobo dulu, yah."
"Sweet dreams!"

Pernah nggak sih kita bangun dengan deg-degan walaupun udah didoakan mimpi yang indah oleh sang gebetan?

 Nightmare, mimpi buruk yang sering banget jadi beban pikiran kita. Bukannya bermimpi manis, tapi malah 'mencakar' pikiran.

Kalau aku pribadi sih, pernah punya mimpi buruk masa kecil yang entah kenapa nggak terlupakan.

Jadi ceritanya, mamaku menurunkanku dan adikku di sebuah hutan gelap dan ia pergi. Tanpa pamit.

 Aku yang di tinggalkan berdua, dijemput oleh seorang nenek sihir dan dibawa menuju kastil sihirnya.



Aku dijadikan pembantu dan adikku mau dimasak dalam pot besar. Dan aku terbangun saat adikku meronta-ronta dalam cengkraman sang nenek. Klimaks banget deh, pokoknya.

Yah, saat itu aku mikirin banget perihal itu. Aku sering banget sih, mimpi yang aneh-aneh.

Mati karena ketelan permen karet, semua orang yang aku kenal jadi hantu, melihat orang yang tenggelam tanpa ada keinginan menolong, kabur dari dosen-dosen yang mengejarku, sampai pada mimpi mataku yang rusak sebelah.

Aku beberapa waktu terakhir ini ga pernah mimpi lagi. Ini juga karena tugas-tugas kuliah arsitektur yang meminimalisir waktu tidur, I'm literally struggling at it.

Bahkan, Mama sering marahin aku karena bisa nggak tidur sama sekali dalam dua hari.

Mungkin lain kali aku harus bersyukur kalau bermimpi, mau mimpi yang manis maupun yang buruk.

Karena kalau aku bermimpi, itu artinya aku tidur dengan nyenyak. Dan, badanku bisa men-charge dirinya.

Jadi, kalau mimpi buruk, kita bisa apa? Kalau menurutku sih simpel aja, berdoa dan jalani hidup seperti biasa.

Nggak mungkin banget dong, jadi malas-malasan karena mimpi buruk itu?

Hidup adalah dunia yang sebenarnya. Mau semenyenangkan atau seseram apapun mimpi, nggak ada yg bisa menjadikan itu kenyataan.

Yah, dinikmatin saja. Mimpimu adalah dunia milik kamu seorang.

Jangan lupa mendoakan gebetanmu juga untuk mimpi yang indah, yah.

Comments

Popular posts from this blog

Wicked always wins!

Hi semuanya! Wah, sudah lama sekali ya aku tidak mem- post di blog ini, sudah berdebu mungkin yah saking sudah lamanya tidak digunakan. Semoga keadaan kamu baik-baik saja, ya. Dalam tulisan kali ini, aku ingin melakukan review terhadap suatu aksi teater di Broadway yang legendaris sekali dan masih kugandrungi sampai sekarang. Hayo, sudah terpikirkan kah? Aku kasih clue , deh. Berkaitan dengan penyihir, warna hijau, monyet terbang... Ya, Wicked ! Aksi teater ini pertama dilaksanakan pada tahun 2003, dengan tokoh utama yaitu Glinda (Kristin Chenoweth) dan Elphaba (Idina Menzel). Wah, kalau yang main setingkat Kristin Chenoweth dan Idina Menzel, pastinya sudah tidak perlu diragukan lagi yah kualitas musikalnya. Glinda dan Elphaba adalah siswa baru di Shiz University, sebuah tempat belajar bagi penyihir-penyihir muda di Oz. Glinda digambarkan sebagai sosok gadis berambut pirang yang sangat populer di kalangan teman-temannya, sementara Elphaba adalah gadis kikuk, idealis, dan ditakuti se...

Dear, Me (and You)

          Pernahkah kamu mengecewakan dirimu sendiri, sahabat? Perasaan benci dan ketidakberanian yang begitu mengurungmu dalam sebuah sangkar baja, tidak memberimu kebebasan sejati.  Tidak, bukan saja merampas kebebasan, tetapi mereka jugalah yang menghentikan laju langkahmu. Keduanya membuatmu berjalan di tempat, berhenti, atau bahkan lebih parahnya lagi; berjalan ke belakang.  Sebetulnya, kamu juga harus menganalisa sebab dari penyiksaan diri tersebut. Sebuah ‘ekskresi’ yang harus dikeluarkan tanpa perlu diraih kembali. Bagaikan sang pangeran katak yang menanti kecupan sang putri, pegharapan yang terlalu tinggi bisa saja mencukai hatimu. Kemungkinan sebuah harapan hanyalah dua, entah itu akan membuat pipimu bersemu, ataulah ia akan memilukan hati cantikmu.  Jadi, kita tidak perlu melakukan yang terbaik? Bukan, aku tidak berkata demikian. Kenalilah potensi dan segala pesonamu. Menurutku, tida...

'Stranded' in The Netherlands

Hoi allemaal! Hoe gaat het met jou? Getting through something new or being that 'new thing' itself is never easy. How eyes look at us as something different might be hard to be unnoticed, and how people treat us differently, might as well be difficult. The Netherlands, well known as the land of the tulips, is something very far far away from my mind. I lived in Indonesia as a little toddler, all I thought was playing, sleeping, screaming, singing and dancing. Having the chance to live and study there, never ever crossed my mind before. Destiny cannot be denied. One day, my dad was asked to live there for a couple of years. First, it was very hard having a long distance father-and-daughter relationship. We went chatting through video chat, and I, as his little girl, always talked to him everything I thought of. We usually have the night prayer together through the video chat, and it was very rough that times. Years flied away; and afterwards, my dad invi...