Skip to main content

Coretan Visual Seorang Bocah

Halo,

Setiap orang pernah muda. Setiap orang pernah lahir dan menjadi bayi yang nggak bisa apa-apa, dan kamu juga pasti pernah menjadi seorang anak berimajinasi liar.

Rasanya itu campur-aduk. Kadang ceroboh sehingga melakukan kesalahan yang membuatku diomeli habis-habisan, kadang juga menjadi anak baik yang dipuji kerabat. Bahkan, nggak jarang aku menangis akibat keteledoran dan kepolosanku.

Aku, sebagai seorang bocah, menorehkan imajinasiku pada beberapa buku, aku menyebutnya sebagai Visual Note. Keduanya sahabatku yang bisa kuajak kemana pun aku pergi. Aku bercerita dan tertawa pada mereka, dan sampai saat aku mengetik ini, aku masih bisa merasakan sensasinya.


Biarkan aku cerita sedikit tentang goresan sang bocah ini.

1. Sammie, adik imajinerku.



Kenalkan, ini aku dan 'adik'ku. Saat itu aku adalah awal-awal aku tinggal di Belanda, dan tanteku menghadiahkan sebuah boneka untuk menceriakan aku kembali. Ia membelinya di Jerman saat tengah mengunjungi kerabatnya. Dan aku saat itu berjanji untuk merawatnya dengan baik, botol susu palsu yang juga diberikan selalu kuberikan padanya.

Yah, aku memang punya adik sungguhan, tetapi yang ini bisa kurawat sesuka hatiku. Nah, Sammie ini juga bisa bersuara lho! Biasanya yang terdengar adalah suara tangisan ataupun tawa.

Adik manis ini menjadi bagian dari pembelajaranku akan tanggung jawab.

2. Perjalanan-perjalanan yang kualami.


 Saat aku ke Barcelona, aku menaiki sebuah gunung. Tinggi sekali, dan aku yang masih polos memang belum takut. Mamaku, yang memang panikan, ketakutan. Ia menolak dengan khawatir saat Papaku memintanya foto. Nah, adegan yang ku gambarkan tersebut memang terjadi literally


Ini adalah saat-saat aku bermain ke kebun binatang, Aku menggambar semua yang kulihat, dan inilah salah satunya. Kuda nil yang menjalankan kehidupan mereka dibalik layar kaca seperti biasa, kuanalisa sebisaku. Ada yang sedang dibawah air, ada yang sedang tidur.


Ini adalah saat aku ke monumen perbebasan di Berlin, Jerman. Saat itu aku memang nggak ngerti tentang sejarahnya, namun sangat menarik! Aku bukan sejarawan, namun aku mencoba men-share apa yang aku tahu.

Jadi, di Jerman pernah ada perang dingin dan Berlin terpecah menjadi Berlin Timur dan Berlin Barat. Dibatasi oleh sebuah tembok bernama Tembok Berlin, kedua pihak warga kota tidak bisa saling mengunjungi, dan apabila ia menyelundup untuk ke daerah lawannya, ia akan ditembak dan dihukum. 

Pada akhirnya, perang dingin usai dan tembok Berlin diruntuhkan. Sebuah monumen perbebasan pun dibangun, dan Berlin, yang akhirnya dijadikan ibukota, bersatu kembali.

Menara Eiffel di Paris.

3. Keluargaku, The Uranus




 Jadi, aku berharap mereka nggak marah kugambarkan sedemikian rupa. Mereka-lah yang mengisi hari-hari aku yang suka bertingkah konyol. Di keluarga Uranus, kebersamaan dijunjung paling tinggi. Ulang tahun setiap anggota keluarga nggak pernah terlewatkan dan dirayakan dengan sederhana namun bermakna.



Masing-masing memiliki keunikan masing-masing, kadang menyebalkan dan kadang menyenangkan. Papaku hobi memfoto di setiap objek hingga kami semua kelelahan. Mamaku benci jika ada sesuatu yang tidak rapi. Adikku saat itu sering menangis dan menggangguku. Aku sendiri sangat berantakan dan sering mengejek adikku.

 Kejadian paling parah adalah aku yang menonjok pipi sang adik hingga gigi susu milik bocah berkacamata itu patah sebelum waktunya.
 
Wawancara Eksklufif dengan Papa.



Berikut ini adalah wawancaraku dengan Papa karena terlalu penasaran dan sok jadi jurnalis.

H: Binatang kesukaan?
P: Kelinci.
H: Penyanyi kesukaan?
P: Inul.
H: Teman baik?
P: Trisyanti. (Mamaku)
H: Impian?
P: Jadi orang hebat.

Yah, aku memang seorang anak yang kurang kerjaan. Tapi, itu jugalah yang membuat kami berbeda dan ramai.

_____________

Goresan tangan akan lebih membawa memori dari pada sekedar foto digital, menurutku. Aku bisa mengingat peristiwa dan segala hobiku, karena tanganku sendiri yang mengalaminya.

Sampai sekarang aku memang nggak bisa menggambar dengan baik, tapi setidaknya, aku pernah menggambar dengan sepenuh hatiku. 

Bukan untuk tugas, tapi untuk diriku sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar banyak di konferensi Psikologi ARUPS, Bali

Halo teman-teman, Kali ini aku menggebu-gebu sekali untuk menceritakan pengalamanku di Bali. Sungguh, sampai detik ini aku masih merasa bahagia dan bangga akan acara yang telah aku ikuti pada 21-22 Februari 2018 waktu itu! Jadi, awal mulanya seperti ini... Once upon a time , pada 2016 akhir, seorang dosen di kampusku menawarkan aku dan temanku (Desta) untuk ikut berkontribusi dalam penelitian beliau. Oh ya, untuk kalian yang belum tahu, aku sedang mengambil jurusan psikologi di Universitas Tarumanagara, ya. Aku sempat takut sih, karena belum pernah mengerjakan proyek seperti ini. Waktu itu, aku betul-betul khawatir karena pengalamanku dalam penelitian betul-betul nol besar. Namun, dosenku, Pak P. Tommy Y. S. Suyasa (beliau akrab dengan panggilan Pak Tommy), berbaik hati dan bersedia membimbing dari awal, beliau pun sabar menjelaskan pada kami apabila ada hal-hal yang masih kami belum pahami. Oh ya, kami belajar banyak dari dosen kami ini; hal-hal aka...

Pejuang!

Hai teman-teman! Di post kali ini, aku ingin sedikit membuka diri dan mudah-mudahan apa yang kubagikan bisa bermanfaat untuk teman-teman :) Siapa sih yang disini nggak pernah merasa minder? Rendah diri? Teman-teman, aku percaya banyak dari kita yang mengalaminya, namun mungkin tidak terdeteksi oleh orang-orang sekitar Aku hari ini baru membuka lagi buku harianku dulu, pada saat aku membenci keberadaanku di kehidupan ini. Tertegun aku melihat betapa jahatnya aku pada diriku sendiri, aku bahkan tidak segan-segan menulis bahwa aku tidak bernilai apa-apa.. Dan aku menulis hal-hal yang sama setiap hari. Tapi teman-teman, hari ini saat aku menulis ini.. aku sangat bahagia. Aku punya hal-hal yang bias aku banggakan.. Aku punya sahabat-sahabat yang sangat baik.. Aku sangat berambisi untuk meraih cita-cita yang kudambakan.. Keadaan berbeda 180 derajat dengan saat-saat kelam itu! Aku ingin memberi tips kepada teman-teman yang mugkin juga mengalami fase yang...

Menggendut bahagia di Blitar dan Malang

Halo, long time no see ! Setelah sekian lama akhirnya aku ada niat untuk membuat tulisan baru di blog ini... Pada 15-19 Juni 2018, aku bersama keluarga dan Aa (ehem, ehem...) memutuskan untuk liburan bersama ke Blitar dan Malang.. Kenapa? Karena aku ngidam sekali untuk melihat langsung panorama Gunung Bromo, dan Aa juga berasal dari Blitar jadi kita bisa sekalian diajak melihat-lihat kota kelahirannya itu.. Liburan kami berlangsung selama 5 hari 4 malam, dengan jadwal sebagai berikut: OUR ITINERARY Hari 1: Berangkat subuh ke bandara Malang, kemudian menaiki mobil travel melakukan perjalanan selama 2 jam ke Kota Blitar. Kami menyempatkan diri mampir ke Kampung Warna Warni Malang sembari jalan, kemudian setelah sampai di Blitar kami berwisata ke Kampung Coklat, Makam Bung Karno, Istana Gebang (rumah Bung Karno tumbuh besar) Hari 2: Pagi-pagi kami ke Pantai Tambakrejo, kemudian berangkat ke Malang untuk berkuliner. Setelah itu kami istirahat karena subuh berikutnya akan d...