Skip to main content

Pesan-pesan yang Mempengaruhi Hidupku

Disaat aku tidak tahu mau bagaimana, aku akan menjadi si cengeng.

Secara sadar ataupun tidak sadar, aku berhasil menemukan beberapa cara menjalani hidup dengan lebih menyenangkan dan sangat membantu. .

Berikut ini pesan-pesan, nasihat dan pemikiran orang-orang (terima kasih, kalian!) yang berhasil mempengaruhi aku secara positif:

1. 'Jika kita salah, kita minta maaf. Jika kita benar, lawan terus sampai mati.'

Aku harus menjadi orang sukses yang bisa mempertahankan diri.

Jika bukan kita yang menghargai dan membela diri kita sendiri, siapa lagi?

2. 'kalau kamu miskin, teman kamu tidak akan membantu kamu. Jangan pernah bergantung pada teman.'

Ya, banyak pengalaman pertemanan yang berakhir menghilang atau bahkan bertengkar. Separah-parahnya hubungan kita dengan orang tua, mereka adalah tempat kita bersandar.

Teman juga membantu kita, kan?

Ya. Pertanyaannya adalah, sejauh apa mereka membantu? Apakah mereka rela mengorbankan materi dan waktu untuk kalian saat kita masuk ke dunia kerja yang bersikut-sikutan?

Belum tentu.

Intinya, jangan terlalu baik sama teman, jangan terlalu percaya sama teman. Sewajarnya saja.

3. 'Ubah rasa minder dan rendah diri 180 derajat.'

Mereka selalu mengatakan kekurangan terbesarku adalah 'ketidak-yakinan'. Nasihat yang sering kuterima adalah; jika resikonya 'cetek' begitu, yah ambil saja. Kesuksesan seseorang bukan ditentukan nilai, grade, dan IP.

Seseorang akan sukses jika ia berani mengambil keputusan. Ia tidak akan down dan maju terus selama ia membela dirinya sendiri.

4. 'filter the anger, control the fear.'

Kita mempunyai energi untuk fokus pada hal-hal baik. Kemarahan itu perlu dikontrol, dan bukan ketakutan yang menekan kita, namun sebaliknya.

Begini, kita selalu memikirkan hal-hal yang orang lain katakan dan akhirnya malah makan hati sendiri. Sementara, mereka sedang bersantai minum kelapa dan lupa, Mereka tidak berpikir saat mereka mengatakan hal itu. Mereka berbicara tanpa menggunakan otak, dan kita menguras energi berpikir karena mereka.

Tidak adil untuk diri kita tersiksa karena mereka.

Sepenting itukah orang-orang itu? Presiden-kah dia? Penguasa alam-kah dia?

Susah untuk diterapkan, ya, aku mengerti. Aku sendiri juga masih belajar, kok.

Kita belajar untuk cuek bersama-sama, ya!

5.'Mendaki Mount Everest jauh lebih gampang dari menjalani kerasnya hidup.'

Ya, hidup penuh lika-liku. Dalam pendakian gunung, kita dapat mempersiapkan diri karena sudah diberikan rambu-rambu, peringatan dan himbauan.

Hidup ini tak terprediksi, persiapan pun akan percuma jika Tuhan berkehendak lain. Tidak ada yang bilang hidup itu gampang, makanya, rajin berdoa dan menyerahkan diri. Seorang kawan menasihatiku demikian, dan menurutnya juga, jalan secara tidak langsung akan terbuka.

Kesalahan terbesar manusia adalah lupa berpasrah kepada Tuhan, yang tentunya harus dilaksanakan dengan usaha dan keberanian juga.
________________________

Kenapa ya, mereka pintar? Kenapa ya, mereka cantik?

Mereka punya banyak teman dan mudah berkomunikasi. Punya pacar yang menyayangi mereka dan juga memiliki kepribadian menyenangkan.

Aku sering banget minder. Hal-hal yang membuatku rendah diri diperparah oleh omongan orang-orang yang selalu kumasukkan hati.

Aku tahu itu salah, aku juga mau kalau omongan menyakitkan tidak sampai ke hati. Susah, kawan. Easier said than to be done.

Dengan tips-tips diatas, aku akan belajar untuk enjoy. Aku ya aku, mereka ya mereka. Bahkan, salah satu siasatku untuk bertahan adalah dengan tidak mengecek nilai tugas sering-sering.

Terima kasih untuk kalian yang aku sebutkan diatas, mungkin kalian tidak sadar namun cerita dan pesan kalian sangat meresap untuk aku.

Pertanyaan yang tadi, kenapa ya, mereka pintar dan cantik, akan kulanjutkan dengan, 'memangnya kenapa kalau aku begini?'

Teledor, tidak rapih, pendiam, pemalu, canggung, minderan.

'Selama tidak merugikan orang lain, ada masalah dengan diriku yang seperti ini?'



Comments

Popular posts from this blog

Wicked always wins!

Hi semuanya! Wah, sudah lama sekali ya aku tidak mem- post di blog ini, sudah berdebu mungkin yah saking sudah lamanya tidak digunakan. Semoga keadaan kamu baik-baik saja, ya. Dalam tulisan kali ini, aku ingin melakukan review terhadap suatu aksi teater di Broadway yang legendaris sekali dan masih kugandrungi sampai sekarang. Hayo, sudah terpikirkan kah? Aku kasih clue , deh. Berkaitan dengan penyihir, warna hijau, monyet terbang... Ya, Wicked ! Aksi teater ini pertama dilaksanakan pada tahun 2003, dengan tokoh utama yaitu Glinda (Kristin Chenoweth) dan Elphaba (Idina Menzel). Wah, kalau yang main setingkat Kristin Chenoweth dan Idina Menzel, pastinya sudah tidak perlu diragukan lagi yah kualitas musikalnya. Glinda dan Elphaba adalah siswa baru di Shiz University, sebuah tempat belajar bagi penyihir-penyihir muda di Oz. Glinda digambarkan sebagai sosok gadis berambut pirang yang sangat populer di kalangan teman-temannya, sementara Elphaba adalah gadis kikuk, idealis, dan ditakuti se...

Dear, Me (and You)

          Pernahkah kamu mengecewakan dirimu sendiri, sahabat? Perasaan benci dan ketidakberanian yang begitu mengurungmu dalam sebuah sangkar baja, tidak memberimu kebebasan sejati.  Tidak, bukan saja merampas kebebasan, tetapi mereka jugalah yang menghentikan laju langkahmu. Keduanya membuatmu berjalan di tempat, berhenti, atau bahkan lebih parahnya lagi; berjalan ke belakang.  Sebetulnya, kamu juga harus menganalisa sebab dari penyiksaan diri tersebut. Sebuah ‘ekskresi’ yang harus dikeluarkan tanpa perlu diraih kembali. Bagaikan sang pangeran katak yang menanti kecupan sang putri, pegharapan yang terlalu tinggi bisa saja mencukai hatimu. Kemungkinan sebuah harapan hanyalah dua, entah itu akan membuat pipimu bersemu, ataulah ia akan memilukan hati cantikmu.  Jadi, kita tidak perlu melakukan yang terbaik? Bukan, aku tidak berkata demikian. Kenalilah potensi dan segala pesonamu. Menurutku, tida...

'Stranded' in The Netherlands

Hoi allemaal! Hoe gaat het met jou? Getting through something new or being that 'new thing' itself is never easy. How eyes look at us as something different might be hard to be unnoticed, and how people treat us differently, might as well be difficult. The Netherlands, well known as the land of the tulips, is something very far far away from my mind. I lived in Indonesia as a little toddler, all I thought was playing, sleeping, screaming, singing and dancing. Having the chance to live and study there, never ever crossed my mind before. Destiny cannot be denied. One day, my dad was asked to live there for a couple of years. First, it was very hard having a long distance father-and-daughter relationship. We went chatting through video chat, and I, as his little girl, always talked to him everything I thought of. We usually have the night prayer together through the video chat, and it was very rough that times. Years flied away; and afterwards, my dad invi...