Catatan wawancara antara Hanna dengan Hanna.
Q: Kenapa sih kamu jadi ambil psikologi?
A: Karena topik yang sangat menarik dan menantang, dan suka juga dengan cara belajar membaca buku.
Q: Adakah alasan mendalam saat benar-benar memutuskan terjun ke dalam perkuliahan psikologi?
A: Ada inspirasi tentang betapa indahnya berkarya lewat orang lain. Seorang psikolog yang berhasil membuat seorang calon pemimpin percaya diri, sangat berjasa baginya dan berkarya lewat orang yang ditolong pula.
Q: Tapi, kamu sendiri kan belum 'benar' dan 'stabil'?
A: Nah itu, sedang dalam proses membenarkan diri sendiri sebelum membenarkan orang lain. Salah satunya melalui kuliah psikologi yang seringkali disebut 'rawat jalan'.
Q: Adakah topik lain yang kamu minati selain psikologi, sebenarnya?
A: Banyak, kok. Tapi entah mengapa aku ingin mendalami sub-subjudul dari psikologi tersebut, entah anak, remaja, penyakit-penyakitnya, bahkan seni menghadapi kematian. Semoga bisa!
Q: Kamu kewalahan nggak dengan tugas-tugas ini?
A: Lumayan, tapi berusahalah berpikir positif. Lebih baik sibuk dengan tugas daripada sibuk ngurusin hidup orang lain, hehe.
Q: Bagaimana cara kamu menyemangati diri sendiri saat terpuruk?
A: Banyak hal-hal yang lebih parah dari ini, biasanya aku akan bilang pada diriku, 'berhentilah mengasihani diri'. aku kadang memang kejam dan perfeksionis terhadap diri sendiri, haha.
Q: Ada quote yang membantu?
A: Bukan quote sih, hanya sebuah tanpa baca. ';'. Titik koma. Artinya adalah, lanjutkanlah kalimat tersebut walaupun kau bisa memilih untuk menutupnya. Kontinuitas itu penting, bulatkanlah pilihan untuk lanjut tersebut. Aku suka sekali dengan makna dari tanda tersebut.
Q: Hal-hal penting apa sih yang perlu dimiliki seorang calon psikolog?
A: Punya empati, harus empiris, harus mau belajar dari apapun dan rendah hati. Jangan sekali-sekali tinggi hati, kalau mendongak terus nanti kalau ada batu dibawah nggak kelihatan dan malah kesandung. Terus salah siapa dong, hehe.
Q: Apa sih yang paling kamu takutkan sekarang?
A: Aku takut aku bangga dan menjadi sombong dan meremehkan hal-hal krusial. Selalu dan selalu kuingatkan diriku untuk tidak menjadi bangga. Lebih baik merasa lega daripada merasa bangga. Begitulah opiniku, haha.
Q: Adakah rencana-rencana lain setelah lulus?
A: Masih gelap, yang penting bisa menyembuhkan diriku sendiri dulu (aku pasien pertama diriku sendiri, lho) kemudian berkarya lewat orang-orang lain.
Baiklah, ternyata aku berhasil menyampaikan hal-hal ini. Hujan masih belum berhenti saat ini, hanya mengecil sedikit intensitasnya. Oke, sesi wawancara ini dihentikan terdahulu karena ternyata aku sudah cukup puas. Eits, puas untuk sementara. Aku tidak bisa berjanji untuk tidak melakukan wawancara sesi selanjutnya lain kali.
Terima kasih sudah membaca kalau kamu masih membaca teks ini. :-P
Comments
Post a Comment