Skip to main content

Belajar banyak di konferensi Psikologi ARUPS, Bali

Halo teman-teman,



Kali ini aku menggebu-gebu sekali untuk menceritakan pengalamanku di Bali. Sungguh, sampai detik ini aku masih merasa bahagia dan bangga akan acara yang telah aku ikuti pada 21-22 Februari 2018 waktu itu!



Jadi, awal mulanya seperti ini... Once upon a time, pada 2016 akhir, seorang dosen di kampusku menawarkan aku dan temanku (Desta) untuk ikut berkontribusi dalam penelitian beliau. Oh ya, untuk kalian yang belum tahu, aku sedang mengambil jurusan psikologi di Universitas Tarumanagara, ya.

Aku sempat takut sih, karena belum pernah mengerjakan proyek seperti ini. Waktu itu, aku betul-betul khawatir karena pengalamanku dalam penelitian betul-betul nol besar. Namun, dosenku, Pak P. Tommy Y. S. Suyasa (beliau akrab dengan panggilan Pak Tommy), berbaik hati dan bersedia membimbing dari awal, beliau pun sabar menjelaskan pada kami apabila ada hal-hal yang masih kami belum pahami.

Oh ya, kami belajar banyak dari dosen kami ini; hal-hal akademis dan juga non-akademis. Beliau juga perhatian dan selalu meng-encourage kami untuk tetap semangat dan tidak menyerah, dan tentunya memberi wejangan untuk tidak takut salah ataupun merevisi dan memperbaikinya. Memperbaiki paper hingga berkali-kali itu sangat biasa, ujar beliau.

Pada akhirnya, Pak Tommy pun mendorong aku dan temanku untuk mengikuti konferensi ASEAN Regional Union of Psychological Societies [ARUPS]  6th congress di Kuta, Bali yang di co-found
pertama kalinya oleh Dr. Rahmat Ismail, Psikolog. Oh ya, ketua ARUPS untuk periode 2015-2017 adalah Maria Caridad Tarroja, PhD.


Akhirnya, kami pun mengirimkan abstrak dan paper penelitian keseluruhannya ke panitia, walaupun sempat bingung dalam memilih jenis presentasi yang akan kami lakukan (pilihannya adalah poster presentation [presenter harus stand by di poster masing-masing selama sesi dan menyambut, menjawab dan berdiskusi dengan pengunjung yang lewat dan tertarik dengan poster],  atau oral presentation [presenter berada di suatu ruangan bersama presenter-presenter lainnya, kemudian menjelaskan menggunakan powerpoint. Setelah presentasi, akan disediakan sesi tanya-jawab dari audience]). Setelah melalui beberapa pertimbangan, kami memilih poster presentation dan kami pun cukup bersyukur dan berterimakasih karena ternyata penelitian kami diterima.


Yay, kami melalui banyak proses dan akhirnya bisa tiba di Kartika Discovery Plaza Hotel, tempat berlangsungnya acara ARUPS! Acara diawali dengan registrasi ulang dan pemberian goodie bag pada tiap peserta. Para peserta pun memakai name tag khas ARUPS dan dipersilahkan menunggu di hall yang luas dan nyaman. Tak lama kemudian, dua orang anak muda yang membawa acara (satu orang laki-laki dan satu orang perempuan) menyambut pengunjung dan berterima kasih atas kehadiran dan partisipasi mereka dalam event ARUPS. Oh ya, semua percakapan dalam konferensi ini dilakukan dalam bahasa Inggris karena peserta berasal dari berbagai negara (saya menemukan banyak sekali peserta dari Filipina dan Malaysia). Lagu Indonesia Raya dan himne HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia, ikatan psikologi Indonesia yang diketuai oleh Dr. Seger Handoyo,
Psikolog) ikut dikumandangkan.


Selama konferensi, kami disuguhkkan banyak tarian dan nyanyian tradisional yang menghibur dan menambah wawasan kami (sebelum tarian ataupun nyanyian, pembawa acara selalu menjelaskan latar belakang dan maksud dari kesenian yang akan ditampilkan). Tarian dan lagu tersebut dibawakan oleh mahasiswa fakultas psikologi Udayana. Aku (dan aku yakin semua peserta lainnya juga) kagum sekali dengan kelihaian dan bakat mereka, pasti mereka berlatih keras sekali sebelum dapat tampil di ARUPS. Wow, you guys were so, so amazing!

Kami pun banyak mendengar keynote speech (mirip dengan seminar) oleh pembicara yang kompeten di bidang masing-masing. Ada Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K), menteri kesehatan Indonesia, Dr. Sathasivan Cooper, Professor Emeritus Roger Moltzen, Dr. Cristina Montiel, Assoc. Prof. Claire Thompson, Professor Kwartarini Wahyu Yuniari (atau yang lebih dikenal dengan Bu Bo), Urip Purwono, PhD, Doran French, PhD, dan  Dr. Yudi Latif.

Kami beruntung karena sempat berbincang ringan dengan Dr. Cristina Montiel dan bahkan berfoto bersama. Beliau menyampaikan bahwa kami masih muda dan perjalanan kami dalam bidang psikologi tentunya masih panjang. I absoluutely will try my best to keep loving and never stop learning psychology.

Materi yang dibawakan bermacam-macam, ada mengenai pengolahan data penelitian yang mengambil data di social media, metode-metode penelitian yang unik dan menarik, kepercayaan (belief) yang memang mempengaruhi panjang/pendeknya usia kehidupan kita, hingga tentang perbandingan penyelesaikan konflik dan cara berteman di Indonesia dan negara-negara lain.
Pokoknya seru dan sangat worthy untuk disimak, deh.


Kami pun juga melaksanakan tujuan utama, yakni poster presentation. Selama stand by, ada beberapa rombongan yang menanyakan perihal penelitian. Mulai dari rekan-rekan presenter di sebelah kami, hingga mahasiswa dari Malaysia yang juga penasaran dan ingin sharing perihal topik kami. Walaupun sempat tegang karena tidak terbiasa mengobrol dalam bahasa Inggris, semua berjalan dengan cukup baik dan kami juga menambah kenalan dari acara ARUPS.


Pokoknya kalau ada kesempatan, teman-teman (baik mahasiswa ataupun yang sudah alumni) harus mencoba ikut konferensi, deh. Menambah kenalan (bisa saling bertukar nomor telepon dan mungkin bisa mendirikan proyek baru bersama-sama, karena orang-orang yang kita temukan akan beragam dalam minat dan keahlian). Selain itu, partisipasi dalam konferensi akan terlihat baik dan ditambahkan di Curriculum Vitae (CV) nantinya.

Tips dari pengalamanku dalam mengikuti konferensi:

- Jangan tegang dan memikirkan apakah bahasa Inggrisku bagus atau tidak, yang penting nekad dan berani bersuara.
- Sembari coffee break ataupun jadwal yang santai, coba ajak kenalan orang-orang disekitarmu. Hal ini menambah wawasan sekali, dan juga menambah teman.
- Kalau ada pembicara yang sedang santai, ajak berbincang dan berdiskusi. Kebanyakan dari mereka ramah dan suka berbagi pikiran dan memberi wejangan.
- Jangan minder, percaya diri!

Thanks for reading!

Comments

Popular posts from this blog

Manado, kota yang penuh kesan

Haloo, jadi sebetulnya ini adalah tulisan yang tertunda. Aku tidak bisa menuliskan trip secara detail karena aku sempat malas menulis dan kini saat berhasil mendapatkan mood , aku malah lupa-lupa ingat. :") Maafkan saya. Aku sempat mengunjungi Manado beberapa waktu yang lalu (secara mendadak dan menyenangkan) dan akan mengulasnya sebisaku pada tulisan ini. C heck these points out ! 1. Kita dapat dengan mudah melihat keindahan laut dan pegunungan di kota Manado Pemandangan unik kombinasi laut dan gunung di Manado. Pegunungan ini terlihat dari sebuah pantai. Pantainya sendiri saja sudah indah, bagaimana kalau dikombinasi dengan view gunung? Mantap! Hati jadi ikutan adem. Indah sekali, bukan? Aku menginap di sebuah hotel yang ternyata memiliki pantai. Tempat tersebut sangat indah untuk berfoto-foto, tak lupa aku pun numpang eksis di sana. Maklumlah, mumpung background fotonya keren. I heart you. 2. Di kota Manado banyak spot indah untuk berfoto dengan m

insecurities: tragedi rambut

Hei, Maaf ya akhir-akhir ini aku banyak pikiran sehingga terlalu sering menulis di blog. Entahlah, aku merasa lebih nyaman mencurahkan uneg-uneg disini dibandingkan curhat sama teman, walaupun itu pilihan yang oke juga. Namun sejujurnya, aku sendiri tidak tahu apa yang kugelisahkan. Jadi, sepertinya random . Oh, tadi aku berniat mencoba potongan rambut baru dan dimulai dari potong poni. Setelah kutimbang-timbang, ternyata poni rata belum pernah kukenakan. Singkat cerita, aku meminta tolong Mama untuk mengguntingkannya. Dan ternyata, saudara-saudara, aku terlihat aneh karena poninya kependekan dan mengingatkanku akan sebuah boneka daruma. Ya sudahlah, que sera sera . Apapun yang terjadi terjadilah :"D Ngomong-ngomong, aku sudah mengalami banyak masalah karena rambut. Namanya juga perempuan, pasti deh insecure sama bagian-bagian tubuhnya sendiri. Termasuk juga aku. Jadi pas masa-masa puber itu, sekitar masa SMP, rambutku ngembang kayak Toad, si jamur dalam game Mario Bro

Untitled (unfinished story)

*TIDAK SELESAI DAN MENGGANTUNG :")* ditulis 11 Maret 2013 Aku merasakan matahari yang mulai menampakan sinarnya melalui celah jendela kamarku. Burung-burung berkicau seolah-olah mereka tengah berusaha membangunkanku. Dari kejauhan terdengar suara ayam yang berkokok, menandakan pagi yang telah tiba. Aku mendesah pelan. Hari yang baru telah menunggu untuk kuhadapi. Namun entah mengapa rasanya berat sekali untuk membuka kembali kedua mataku. Rasanya aku ingin tidur selamanya saja. Aku sesungguhnya tidak ingin terbangun lagi. “Kak Mit.” Seseorang memanggilku ketika aku tengah berusaha melanjutkan mimpiku. Kurasakan sepasang tangan mungil menguncang-guncang tubuh yang masih dilapisi selimutku. Aku diam dan tak bergeming. “Kak Mit!” suara tersebut mengeyel. Uh, mengganggu saja. Aku masih ngantuk tahu. “KAK MITA!” kali ini ia menjerit dengan volume melewati batas maksimal tepat disebelah telingaku. Aku pun spontan membuka mataku lebar-lebar dan melotot ke arah su