Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2016

Dituntut dan menuntut

Hola! Jangan cintai aku  Apa adanya jangan   Tuntutlah sesuatu  Biar kita jalan ke depan   (Tulus- Jangan cintai aku apa adanya) Pernah dengar lagu ini? Isinya tentang seseorang yang merasa tidak tenang, karena kurangnya tuntutan. Ya, aku akui selama ini aku benci tuntutan. Orang menuntut ini, menuntut itu. Guru yang menuntut performa, teman-teman yang menuntut popularitas, orang tua yang menuntut untuk berlaku sesuai aturan yang berlaku di keluarga besar, bahkan juga diriku sendiri yang menuntut untuk menuruti semua keinginan orang lain. Sejauh ini, aku selalu kesal dengan tuntutan. Terkadang, aku merasa tuntutan-tuntutan tersebut membuatku tidak bebas menjadi diri sendiri. Pastinya, ada saja yang selalu salah. Mereka yang menuntut akan berusaha mengarahkanku kembali, sementara aku yang dituntut hanya bisa menggerutu dalam hati. Namun, Tulus berpikiran lain. Penyanyi Indonesia yang sangat menginspirasi tersebut berkata bahwa ia tidak suka jika tidak dituntut.

waktu untuk benar

gambar itu menatapku, mengatakan bahwa ia sudah benar. tapi tetap saja aku merasa aneh. sepertinya, ada sesuatu yang janggal di sketsa diri seorang bapak tersebut. akhirnya, aku memutuskan untuk mengecek kesalahannya besok-besok saja saat aku sudah tidak lelah. tulisan itu terlihat penuh, mengakui dirinya sebagai selesai dan tamat. tentu saja masih terdapat kesalahan-kesalahan ketik dan mungkin salah rangkaian kalimat. lagi-lagi, aku akan mengeceknya di lain waktu saat aku sedang bersemangat. intinya, kita butuh waktu untuk mengoreksi dan mencari-cari kesalahan. kita juga butuh waktu untuk menjadikannya benar. luar biasa bukan, kesempatan yang disediakan oleh sang 'waktu'? hanya saja, kita perlu mengingatkan diri untuk tidak terlena dan memanfaatkan kebaikan waktu untuk berleha-leha terlalu banyak :)

Tipe-tipe orang saat di photobox

Halo! Jadi, beberapa kali aku jalan-jalan dan ngeceng di mal bersama teman-teman, aku mengambil foto di photobox dalam sebuah arkade game. Itu lho, yang mesin tempat kita bisa mem- print foto dengan latar belakang lucu sesuai keinginan. Bisa dikasih tulisan dan gambar tempel sesuka hati juga, pula. Eits, jangan salah mempersepsikannya sebagai kekanak-kanakan. Sebetulnya asik dan memberi suatu kesan loh! *sok tahu* Setelah berkali-kali berfoto dalam photobox dengan orang-orang yang berbeda juga, kupikir tidak ada salahnya aku menganalisa bagaimana perbedaan orang-orang (termasuk diriku sendiri) saat berpose untuk photobox . Silahkan dinikmati dan dipikirkan versi masing-masingnya juga. :3 1. Tipe orang yang maunya foto kelihatan sampai bawah Orang-orang semacam ini akan mundur ke belakang sejauh mungkin dari kamera dan tidak rela jika terlihat kebesaran mukanya. Ia akan merapihkan baju yang dipakai, kemudian mereka harus yakin bahwa mereka terlihat ekspresif melalui g

Berlari dalam Harmoni #novelproject

Aku Kelly. Aku sedih saat kakakku, Carlos, terpukul akibat kegagalan yang dialaminya. Teman-teman dan guru-guru di sekolah risih dengan kehadiran batang hidungku di kelas. Lebih buruknya lagi, Papa dan Mama juga tidak sejahtera dengan segala masalah yang menghadang. Terkadang, aku merasa ingin lari tanpa henti saja. Setiap merasa buruk, aku mencari Gino. Si calon musisi ambisius tersebut selalu punya cara untuk membuatku tenang dan percaya. Setiap kali laki-laki itu muncul dengan seragam SMA yang dikeluarkannya seperti biasa, ia menciptakan harmoni-harmoni yang terus membuatku berani melangkah kedepan. Gino tersenyum, tidak pernah bosan untuk mengingatkan untuk tidak berjalan mundur. Oh iya, aku juga punya sebuah biola yang kusayangi bagaikan teman sendiri. Bagaimana ini biolaku, tolong ajari aku untuk bahagia kembali.

De Diamant

Ditulis 22 November 2013 Kuelus boneka itu perlahan. Warna biru cemerlang yang menghiasi dirinya membuatku tertarik. Telinganya yang panjang sangat menggemaskan, sementara mata bulat yang teduh itu membuatku terpesona. “Kristel, ayo sayang. Sudah sore, dan kita harus bergegas agar tidak ketinggalan bus.” Seorang wanita paruh baya berkemeja abu-abu berbisik lembut. Ia membelai rambut pirangku dengan penuh kasih sayang. Aku pun menoleh dan tersenyum kepadanya. “Ma, aku boleh beli boneka mungil ini tidak? Kumohon, ia sangat lucu dan menggemaskan..” Sosok yang merupakan Mamaku tersenyum seraya menganggukan kepalanya. Aku tahu ia sangat sayang padaku. Aku pun mengangguk mantap dan segera membawanya ke kasir yang terletak di depan toko mungil tersebut. ** Kurebahkan diriku ke sebuah ranjang berwarna abu-abu dikamarku. Aku spontan bergegas ke ruang tamu. Kubuka tirai ungu pucat yang tergantung pasrah dijendela. Aku mendapati daun-daun coklat tergeletak tak berdaya dijalanan.

Untitled (unfinished story)

*TIDAK SELESAI DAN MENGGANTUNG :")* ditulis 11 Maret 2013 Aku merasakan matahari yang mulai menampakan sinarnya melalui celah jendela kamarku. Burung-burung berkicau seolah-olah mereka tengah berusaha membangunkanku. Dari kejauhan terdengar suara ayam yang berkokok, menandakan pagi yang telah tiba. Aku mendesah pelan. Hari yang baru telah menunggu untuk kuhadapi. Namun entah mengapa rasanya berat sekali untuk membuka kembali kedua mataku. Rasanya aku ingin tidur selamanya saja. Aku sesungguhnya tidak ingin terbangun lagi. “Kak Mit.” Seseorang memanggilku ketika aku tengah berusaha melanjutkan mimpiku. Kurasakan sepasang tangan mungil menguncang-guncang tubuh yang masih dilapisi selimutku. Aku diam dan tak bergeming. “Kak Mit!” suara tersebut mengeyel. Uh, mengganggu saja. Aku masih ngantuk tahu. “KAK MITA!” kali ini ia menjerit dengan volume melewati batas maksimal tepat disebelah telingaku. Aku pun spontan membuka mataku lebar-lebar dan melotot ke arah su

Winter Tears (unfinished writing in my folder)

Ditulis 8 Agustus 2014 PROLOGUE Bam! She slammed the door as hard as she could and crawled. Her tears were forcing her to make them be released. But she didn’t want to do that. She never wanted to. “Tears are for the weak ones only.” The little bulb above her started blurring and she just didn’t care. Why would she care about the world if it doesn’t even care a bit about her? She inhaled a deep breath and closed her eyes. Her mind was like a crumbled paper, disorganized and it was like a big black hole at the galaxy. Everything was black. No red, no yellow, no orange, no purple. No colors to be seen. She was still feeling blue, she had no one to comfort. She was crawling, but no one tried to approach her.  It always has been like this. “You know, Mr. Smooch, you’re the only one that doesn’t start rolling eyes when I talk.” She said softly. The fluffy rabbit doll she was talking to gave no response at all. It was probably chilling inside the warm blanke

Tidak percaya?

Bunga matahari, sebuah bunga yang begitu indah dan terlihat sangat tegar. Jenis bunga berwarna kuning tersebut berdiri di tangkainya sendiri dan   tentu saja tidak ada yang berdiri bersamanya. Apakah ia tidak butuh apapun? Benarkah ia tidak bergantung pada apapun? Tidak. Hidup setangkai bunga matahari bergantung pada matahari, pusat hidupnya.   Sumber kekuatannya. Penyebab yang menyebabkan kelopaknya mekar dengan indah dan sempurna pada saat yang tepat. Pada saat-saat tertentu bunga matahari akan menutup dirinya. Saat itu matahari memang terlihat tidak ada. Namun tahukah kamu kalau sebenarnya matahari tetap berada di tempat yang sama? Bumilah yang berputar, kitalah yang mengelilinginya. Matahari tetap berada di tempatnya, tidak peduli apapun yang terjadi. Dan di saat yang memang waktunya, sang bola api akan terbit dari timur dan menerangkan dunia yang terlihat gelap gulita. Manusia memang terkadang ‘sok kuat’ dan berusaha berdiri diatas kaki sendiri. Namun jangan salah, sesu

Random Naggings & Motivations

Heiho, lagi hujan-hujan gini enak banget buat nyantai sambil dengerin lagu-lagu asyik. Rasanya nyaman dan damai sekali, seolah bisa tertidur kapan saja dalam suasana tersebut. Kalau lagi nyantai, kadang bawaannya malah ngemil melulu. Oh iya, aku suka banget sama oreo soft cake , rasanya kayak surga dunia. Haha. *_* Dan ngomong-ngomong, aku selalu lupa tanggal seperti nenek-nenek pikun. Ternyata sekarang sudah mendekati bulan Febuari, ya ampun. Berhubung aku memang libur sebulan penuh ini, ternyata tidak terasa sama sekali. Aku sangat tidak produktif dan menikmati masa-masa bebas tersebut mumpung masih bisa. ;") Nah, berhubung aku memang sedang santai, senang, dan tenang, aku terpikirkan untuk mendeskripsikan hal-hal dengan cara yang berbeda. Hal-hal yang bisa jadi menarik, dan menjelaskannya secara analogi dalam satu kalimat. Bisa jadi abstrak dan berbeda untuk setiap orangnya, karena memang tidak ada bukti yang dapat dipertanggung jawabkan. Duh, nggak tahu deh bakal baga

galau-booster: aku suka kamu karena....?

Hai, Entah karena hari ini aku lagi senang atau kenapa, tapi aku jadi menggebu-gebu menulis. Dan seringkali topik-topik random bermunculan dalam kepalaku. Biasanya juga nih ya, topik-topik tersebut berasal dari kegelisahanku sendiri. Duh. Oh ya, peringatan dulu deh nih. Buat kalian yang lagi nggak pengen galau, atau lagi rentan galau, nggak perlu membaca ini, ya. Karena ini berpotensi besar membuat jomblo sedih. Nah, lho. Kalaupun baca, jangan terlalu serius dan move on kembali setelah ini! Semangat! Jadi, aku kepikiran. Apakah yang membuat seseorang bisa mengatakan sayang kepada pasangannya? Mungkinkah itu karena kecantikan/ketampanan, atau prestige karena pacarnya adalah orang yang membanggakan, atau apakah ada hal-hal lain? Kalau menurut pengalamanku... Duh, haha. Orang biasa menjadi jatuh cinta karena melihat/merasakan/mengalami sesuatu dari pasangannya yang nggak pernah dilihat orang lain. Ia merasakan sesuatu dari orang tersebut yang sebetulnya tersembunyi. Misalny

Apa yang ingin kalian lihat pertama kali di pagi hari?

Hai teman, Jadi aku kemarin sudah selesai membuat novel (sebenarnya bukan juga sih, karena baru 16.100an kata) namun setidaknya kali ini berhasil selesai. Cukup memuaskan, karena biasanya aku hanya bertahan sampai bab 2. Aku perlu mengapresiasi diri untuk nggak berhenti di tengah jalan dan berusaha komitmen mengerjakannya sampai selesai. Hore! Setelah menyelesaikan cerita kemarin, aku terpikirkan sesuatu; seperti pencerahan. Kita punya hal-hal yang ingin kita lihat pertama kali saat bangun tidur, sesuatu yang akan menempel di otak kita selama seharian walaupun hanya dilihat sekilas. Kali ini, aku mengumpulkan beberapa tempat dan tempelan-tempelan di rumahku. Mari disimak dan dinikmati! 1. Kalender ala kadarnya Aku menempelkannya di tembok atas ranjangku, karena aku ini hobi sekali lupa tanggal dan hari. Biasanya, kalender ini berguna kalau aku sedang menentukan deadline suatu tugas ataupun ingin membereskan jadwal. Biasanya juga sih, aku menempelkan banyak post it , kertas-