Skip to main content

Siapa si Hanna?

Perhatian, perhatian! :)



Halo!

Makasih banyak udah mau nyempetin diri mampir dan terdampar ke sini! Semoga kalian menikmati waktu-waktu nyasar di tulisan-tulisan ini, ya! :)

Namaku Hanna Christina Uranus. Nah, udah bisa ketebak banget kan asal namanya blog ini dari mana? Sebelumnya blog ini punya nama lain, yaitu calmcourageouscreature. Waktu aku ngasih nama itu, aku nggak kepikiran akan memakai blog ini untuk bercerita pada orang lain selain diriku. Seiring berjalannya waktu, ternyata sendirian itu nggak asyik loho *curhat*

Alone we go fast, together we go far

Nah, maka dari itu aku mengganti namanya menjadi hannafromuranus. Nggak ada alasan aneh-aneh sih di balik nama baru ini, hanya sekedar biar lebih simpel dan mudah diingat. Kalau panjang-panjang nanti pembacanya juga bisa pusing dan lupa tadi namanya apa, ya kan?

Oh ya, sekarang mengenai aku. Siapakah pengetik tulisan ini?

1. Namanya Hanna Christina Uranus, biasa dipanggil Hanna atau Han.
2. Lahir 4 Febuari 1996 di bumi (bukan di Uranus kok).
3. Kalau pertama kenal belum terlalu bawel dan bahkan pendiam, tapi kalau udah panas malah bisa bikin orang geleng-geleng kepala saking cerewetnya. X_X
4. Suka dengar lagu yang tenang tapi tetap nge-beat
5. Pencinta segala sesuatu yang sweet, cute, dan simpel (boneka, gambar buatan sendiri, surat ditulis tangan, lipatan origami, aku suka banget hal-hal sejenis itu)
6. Anak Indonesia yang tinggal di Jakarta.
7. Senang berkenalan dengan orang baru.

Buat yang mau kenalan lebih lanjut, boleh loh kirim-mengirim email di hanna.christina96@yahoo.com. Yuk berteman dan seru-seruan bareng!

Sekian pengumuman ini, terima kasih dan jangan lupa memperkenalkan dirimu ya!

Dadah!



Comments

Popular posts from this blog

Belajar banyak di konferensi Psikologi ARUPS, Bali

Halo teman-teman, Kali ini aku menggebu-gebu sekali untuk menceritakan pengalamanku di Bali. Sungguh, sampai detik ini aku masih merasa bahagia dan bangga akan acara yang telah aku ikuti pada 21-22 Februari 2018 waktu itu! Jadi, awal mulanya seperti ini... Once upon a time , pada 2016 akhir, seorang dosen di kampusku menawarkan aku dan temanku (Desta) untuk ikut berkontribusi dalam penelitian beliau. Oh ya, untuk kalian yang belum tahu, aku sedang mengambil jurusan psikologi di Universitas Tarumanagara, ya. Aku sempat takut sih, karena belum pernah mengerjakan proyek seperti ini. Waktu itu, aku betul-betul khawatir karena pengalamanku dalam penelitian betul-betul nol besar. Namun, dosenku, Pak P. Tommy Y. S. Suyasa (beliau akrab dengan panggilan Pak Tommy), berbaik hati dan bersedia membimbing dari awal, beliau pun sabar menjelaskan pada kami apabila ada hal-hal yang masih kami belum pahami. Oh ya, kami belajar banyak dari dosen kami ini; hal-hal aka...

'Stranded' in The Netherlands

Hoi allemaal! Hoe gaat het met jou? Getting through something new or being that 'new thing' itself is never easy. How eyes look at us as something different might be hard to be unnoticed, and how people treat us differently, might as well be difficult. The Netherlands, well known as the land of the tulips, is something very far far away from my mind. I lived in Indonesia as a little toddler, all I thought was playing, sleeping, screaming, singing and dancing. Having the chance to live and study there, never ever crossed my mind before. Destiny cannot be denied. One day, my dad was asked to live there for a couple of years. First, it was very hard having a long distance father-and-daughter relationship. We went chatting through video chat, and I, as his little girl, always talked to him everything I thought of. We usually have the night prayer together through the video chat, and it was very rough that times. Years flied away; and afterwards, my dad invi...

Dear, Me (and You)

          Pernahkah kamu mengecewakan dirimu sendiri, sahabat? Perasaan benci dan ketidakberanian yang begitu mengurungmu dalam sebuah sangkar baja, tidak memberimu kebebasan sejati.  Tidak, bukan saja merampas kebebasan, tetapi mereka jugalah yang menghentikan laju langkahmu. Keduanya membuatmu berjalan di tempat, berhenti, atau bahkan lebih parahnya lagi; berjalan ke belakang.  Sebetulnya, kamu juga harus menganalisa sebab dari penyiksaan diri tersebut. Sebuah ‘ekskresi’ yang harus dikeluarkan tanpa perlu diraih kembali. Bagaikan sang pangeran katak yang menanti kecupan sang putri, pegharapan yang terlalu tinggi bisa saja mencukai hatimu. Kemungkinan sebuah harapan hanyalah dua, entah itu akan membuat pipimu bersemu, ataulah ia akan memilukan hati cantikmu.  Jadi, kita tidak perlu melakukan yang terbaik? Bukan, aku tidak berkata demikian. Kenalilah potensi dan segala pesonamu. Menurutku, tida...