Skip to main content

Wicked always wins!

Hi semuanya!

Wah, sudah lama sekali ya aku tidak mem-post di blog ini, sudah berdebu mungkin yah saking sudah lamanya tidak digunakan. Semoga keadaan kamu baik-baik saja, ya.

Dalam tulisan kali ini, aku ingin melakukan review terhadap suatu aksi teater di Broadway yang legendaris sekali dan masih kugandrungi sampai sekarang. Hayo, sudah terpikirkan kah? Aku kasih clue, deh. Berkaitan dengan penyihir, warna hijau, monyet terbang... Ya, Wicked!


Aksi teater ini pertama dilaksanakan pada tahun 2003, dengan tokoh utama yaitu Glinda (Kristin Chenoweth) dan Elphaba (Idina Menzel). Wah, kalau yang main setingkat Kristin Chenoweth dan Idina Menzel, pastinya sudah tidak perlu diragukan lagi yah kualitas musikalnya.


Glinda dan Elphaba adalah siswa baru di Shiz University, sebuah tempat belajar bagi penyihir-penyihir muda di Oz. Glinda digambarkan sebagai sosok gadis berambut pirang yang sangat populer di kalangan teman-temannya, sementara Elphaba adalah gadis kikuk, idealis, dan ditakuti semua orang karena dirinya berbeda; ia memiliki kulit hijau sedari lahir. Elphaba memiliki bakat sihir yang sangat luar biasa, namun ia pendam rapat-rapat karena khawatir membuat orang lain semakin takut padanya. Semua orang tidak mengerti dan memahami, termasuk ayah dan adiknya yang malu akan kehadiran Elphaba. Semua orang menyebut Elphaba sebagai wicked, atau si keji, si kejam, si monster..

Akibat perbedaan karakter yang begitu ekstrim, Glinda dan Elphaba pada awalnya bertengkar satu sama lain. Selain itu, dalam konteks tersebut juga sedang terjadi konflik yang begitu parah di wilayah tempat mereka tinggal, Oz. Banyak hewan-hewan penghuni Oz yang direnggut hak dan kemampuannya, dan terjadi diskriminasi yang sangat hebat. Elphaba sangat mengkhawatirkan akan hal ini, karena itu tahu rasanya dikucilkan dan ditindas. Ia berusaha sekuat tenaga melawan konflik yang terjadi, dan karenanya mencari sosok petinggi yang sangat dihargai di Oz, yaitu the Wizard (Penyihir).

Seiring perjalanannya, hubungan Elphaba dan Glinda yang tadinya berupa rival dan musuh melunak, dan bahkan menjadikan mereka sahabat baik. Walau demikian, tentu saja semua tidak berjalan semulus kulit bayi. Pengkhianatan, fitnah, dan juga pengampunan, semua mewarnai cerita ini secara mengagetkan.. Semua nilai ini akan dibawakan secara menyentuh oleh tokoh-tokoh di Oz.

Jalan cerita yang sudah super keren semakin menarik dengan diiringi lagu-lagu, setting, dan koreografi yang ciamik. Kalau untuk aku pribadi, lagu yang sangat mengena di hati adalah Popular, Defying Gravity, Good Deeds, dan For Good. Apabila betul-betul dihayati, lagu-lagu tersebut dapat membuatmu berurai air mata.. Hiks.



Penasaran? Untuk tautan, saat ini di Youtube tersedia video utuh dari aksi Wicked dengan Alli Mauzey sebagai pemeran Glinda, dan Donna Vivino sebagai pemeran Elphaba.




Dan walau sudah berjalan sejak 2003, sampai sekarang pun antusiasme penonton masih sangat tinggi dan pertunjukan masih diadakan secara rutin, lho. Terbayang kan, sekeren apa Wicked ini sehingga telah bertahan selama hampir 20 tahun dengan pemeran tokoh-tokohnya yang terus berkaderisasi? Oh ya, ini adalah video saat Kristin Chenoweth dan Idina Menzel melakukan reuni pada tahun 2016, dan menyanyikan lagu duet andalan mereka dari Wicked berjudul For Good.. Oh my heart, aku meleleh banget :")


Ini juga merupakan salah satu impianku, semoga suatu saat nanti aku bisa menonton dan mengalami aksi Wicked secara langsung di teater. Selamat menonton, dan terima kasih telah membaca!


Comments

Popular posts from this blog

Belajar banyak di konferensi Psikologi ARUPS, Bali

Halo teman-teman, Kali ini aku menggebu-gebu sekali untuk menceritakan pengalamanku di Bali. Sungguh, sampai detik ini aku masih merasa bahagia dan bangga akan acara yang telah aku ikuti pada 21-22 Februari 2018 waktu itu! Jadi, awal mulanya seperti ini... Once upon a time , pada 2016 akhir, seorang dosen di kampusku menawarkan aku dan temanku (Desta) untuk ikut berkontribusi dalam penelitian beliau. Oh ya, untuk kalian yang belum tahu, aku sedang mengambil jurusan psikologi di Universitas Tarumanagara, ya. Aku sempat takut sih, karena belum pernah mengerjakan proyek seperti ini. Waktu itu, aku betul-betul khawatir karena pengalamanku dalam penelitian betul-betul nol besar. Namun, dosenku, Pak P. Tommy Y. S. Suyasa (beliau akrab dengan panggilan Pak Tommy), berbaik hati dan bersedia membimbing dari awal, beliau pun sabar menjelaskan pada kami apabila ada hal-hal yang masih kami belum pahami. Oh ya, kami belajar banyak dari dosen kami ini; hal-hal aka...

'Stranded' in The Netherlands

Hoi allemaal! Hoe gaat het met jou? Getting through something new or being that 'new thing' itself is never easy. How eyes look at us as something different might be hard to be unnoticed, and how people treat us differently, might as well be difficult. The Netherlands, well known as the land of the tulips, is something very far far away from my mind. I lived in Indonesia as a little toddler, all I thought was playing, sleeping, screaming, singing and dancing. Having the chance to live and study there, never ever crossed my mind before. Destiny cannot be denied. One day, my dad was asked to live there for a couple of years. First, it was very hard having a long distance father-and-daughter relationship. We went chatting through video chat, and I, as his little girl, always talked to him everything I thought of. We usually have the night prayer together through the video chat, and it was very rough that times. Years flied away; and afterwards, my dad invi...

Dear, Me (and You)

          Pernahkah kamu mengecewakan dirimu sendiri, sahabat? Perasaan benci dan ketidakberanian yang begitu mengurungmu dalam sebuah sangkar baja, tidak memberimu kebebasan sejati.  Tidak, bukan saja merampas kebebasan, tetapi mereka jugalah yang menghentikan laju langkahmu. Keduanya membuatmu berjalan di tempat, berhenti, atau bahkan lebih parahnya lagi; berjalan ke belakang.  Sebetulnya, kamu juga harus menganalisa sebab dari penyiksaan diri tersebut. Sebuah ‘ekskresi’ yang harus dikeluarkan tanpa perlu diraih kembali. Bagaikan sang pangeran katak yang menanti kecupan sang putri, pegharapan yang terlalu tinggi bisa saja mencukai hatimu. Kemungkinan sebuah harapan hanyalah dua, entah itu akan membuat pipimu bersemu, ataulah ia akan memilukan hati cantikmu.  Jadi, kita tidak perlu melakukan yang terbaik? Bukan, aku tidak berkata demikian. Kenalilah potensi dan segala pesonamu. Menurutku, tida...