Skip to main content

KHIANAT

Aku ketakutan saat aku memasuki mobil miliknya tersebut. Ekspresi wanita di sebelahku itu datar. Namun aku tahu, jauh di dalam hatinya ia sedang murka kepadaku.

"Rei.." Aku berusaha menjelaskan di tengah jantung yang berdebar tidak karuan. "Maafkan aku."

Kami berdua hening. Reina tidak memalingkan wajah dari pemandangan di hadapannya. Ia tetap fokus mengemudikan mobil ini. Aku tahu aku harus melawan rasa takutku untuk memperbaiki hubungan ini. "Anu.. aku tahu kau pasti marah kepadaku. A-aku..."

"Kau mengkhianati kepercayaanku dan kau merasa aku tidak akan marah?!" Reina tiba-tiba menjerit histeris. Aku langsung panik dibuatnya. "R-rei.. dengarkan aku.. Aku tidak bermaksud bercumbu dengan perempuan itu.. Aku tidak bisa menahannya... Suasana tadi gelap dan.."

"Kau hanya milikku seorang!" pekik Reina sembari menambah kecepatan mobil tersebut. Aku merinding karena arah laju mobil ini menjadi tidak terkontrol. "Reina, tenang dulu!" Aku berusaha berbicara kepadanya walaupun aku tahu aku hanya akan memperparah keadaan.

Wanita di sebelahku menangis, dan make up serba hitamnya menjadi luntur. Ia nampak menakutkan. "Tidak akan biarkan kau mengkhianatiku lagi." Ujar Reina sembari tersenyum di sela-sela tangisnya.

Wanita yang berpakaian serba hitam itu tiba-tiba membanting setir. Mobil yang kami tunggangi menabrak pembatas jalan layang tersebut dan menerobosnya tanpa ampun. Aku melotot dan berteriak kencang saat kami mulai melayang karena mobil terjun bebas.

"Kini, kita akan bersama selamanya di alam sana." Ujar Reina yang cekikikan sembari menggenggam kedua tanganku. Ia sama sekali tidak terlihat ketakutan. Hujan yang tiba-tiba turun membuat pandanganku kabur.

"Reina.." Aku mengeratkan genggamanku, dan nama Reina menjadi hal terakhir yang kuucapkan sebelum mobil mendarat dengan keras dan aku merasakan panas akibat api yang menyulut tubuh kami berdua.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar banyak di konferensi Psikologi ARUPS, Bali

Halo teman-teman, Kali ini aku menggebu-gebu sekali untuk menceritakan pengalamanku di Bali. Sungguh, sampai detik ini aku masih merasa bahagia dan bangga akan acara yang telah aku ikuti pada 21-22 Februari 2018 waktu itu! Jadi, awal mulanya seperti ini... Once upon a time , pada 2016 akhir, seorang dosen di kampusku menawarkan aku dan temanku (Desta) untuk ikut berkontribusi dalam penelitian beliau. Oh ya, untuk kalian yang belum tahu, aku sedang mengambil jurusan psikologi di Universitas Tarumanagara, ya. Aku sempat takut sih, karena belum pernah mengerjakan proyek seperti ini. Waktu itu, aku betul-betul khawatir karena pengalamanku dalam penelitian betul-betul nol besar. Namun, dosenku, Pak P. Tommy Y. S. Suyasa (beliau akrab dengan panggilan Pak Tommy), berbaik hati dan bersedia membimbing dari awal, beliau pun sabar menjelaskan pada kami apabila ada hal-hal yang masih kami belum pahami. Oh ya, kami belajar banyak dari dosen kami ini; hal-hal aka...

Menggendut bahagia di Blitar dan Malang

Halo, long time no see ! Setelah sekian lama akhirnya aku ada niat untuk membuat tulisan baru di blog ini... Pada 15-19 Juni 2018, aku bersama keluarga dan Aa (ehem, ehem...) memutuskan untuk liburan bersama ke Blitar dan Malang.. Kenapa? Karena aku ngidam sekali untuk melihat langsung panorama Gunung Bromo, dan Aa juga berasal dari Blitar jadi kita bisa sekalian diajak melihat-lihat kota kelahirannya itu.. Liburan kami berlangsung selama 5 hari 4 malam, dengan jadwal sebagai berikut: OUR ITINERARY Hari 1: Berangkat subuh ke bandara Malang, kemudian menaiki mobil travel melakukan perjalanan selama 2 jam ke Kota Blitar. Kami menyempatkan diri mampir ke Kampung Warna Warni Malang sembari jalan, kemudian setelah sampai di Blitar kami berwisata ke Kampung Coklat, Makam Bung Karno, Istana Gebang (rumah Bung Karno tumbuh besar) Hari 2: Pagi-pagi kami ke Pantai Tambakrejo, kemudian berangkat ke Malang untuk berkuliner. Setelah itu kami istirahat karena subuh berikutnya akan d...

Ai

Aku tahu ia selalu mampu membawa tawa, cukup dengan beberapa kedipan mata centilnya. Ampuh. Teman-teman kantorku selalu mencubit pipinya lembut setiap aku membawanya turut serta, bibir mereka tak pernah absen untuk menyunggingkan senyum lebar saat mereka bersama dengannya.   Aika, gadis mungil dan cantik kesayanganku dan Thio yang sudah empat tahun terakhir ini resmi keluar dari rahimku dan menjadi buah hati kami.. Sosoknya yang periang dan identik dengan tubuh langsing, rambut bob sebahu dan poni ratanya itu menjadi favorit keluarga besar untuk diajak foto bersama pada acara kumpul-kumpul. Celotehennya yang unik bin ajaib juga selalu kami nanti-nantikan. Bayangkan, Aika dapat tiba-tiba menggombal bagaikan anak baru gede jaman sekarang yang romantis namun lucu. Bagaimana kami bisa tidak sayang dengannya?   "Tisha..." suara berat Thio memecahkanku dari pikiran sendiri yang entah sudah berlangsung selama berapa lama.. T...