Skip to main content

Kemari, Kamu Harus Kemari


Selamat datang di dunia
Pergi, aku melangkah pergi
Arahkan kakiku
Menuju sesuatu yang belum kuketahui

Terkadang yang manis terasa pahit
Antara itu memang pahit sepahit-pahitnya
Atau lidah kamu yang memaksanya menjadi pahit
Jangan, sayang.

Aku bisa menjadi diriku, dan kamu tetap menjadi dirimu.
Aku tidak perlu menjadi kamu, dan kamu tidak perlu menjadi diriku.
Aku hebat, begitupun kamu.
Aku kuat, begitupun kamu.

Bibirku bersenandung, begitupun bibirmu.
Kakiku menari, begitupun kakimu.
Telingaku menikmati irama dalam harmoni, begitupun telingamu.
Mataku terpejam beristirahat, begitupun matamu.

Manis, semua manis.
Antara itu memang manis semanis-manisnya.
Atau lidah kamu yang memaksanya menjadi manis.
Lanjutkanlah, sayang.

Kamu bisa menjadi dirimu, dan aku tetaplah aku.
Kamu tidak perlu menjadi aku, dan aku tidak perlu menjadi dirimu.
Kamu hebat, begitupun aku.
Kamu kuat, begitupun aku.

Jangan berhenti bersenandung.
Jangan berhenti menari.
Jangan berhenti mendengarkan dentuman ritme semangat.
Setelah itu, tutup harimu; tutup matamu.

Sebelum dunia ucapkan selamat tinggal
Kemari, kamu harus kemari
Arahkan kakimu
Menuju sesuatu yang belum kamu ketahui




Comments

Popular posts from this blog

Manado, kota yang penuh kesan

Haloo, jadi sebetulnya ini adalah tulisan yang tertunda. Aku tidak bisa menuliskan trip secara detail karena aku sempat malas menulis dan kini saat berhasil mendapatkan mood , aku malah lupa-lupa ingat. :") Maafkan saya. Aku sempat mengunjungi Manado beberapa waktu yang lalu (secara mendadak dan menyenangkan) dan akan mengulasnya sebisaku pada tulisan ini. C heck these points out ! 1. Kita dapat dengan mudah melihat keindahan laut dan pegunungan di kota Manado Pemandangan unik kombinasi laut dan gunung di Manado. Pegunungan ini terlihat dari sebuah pantai. Pantainya sendiri saja sudah indah, bagaimana kalau dikombinasi dengan view gunung? Mantap! Hati jadi ikutan adem. Indah sekali, bukan? Aku menginap di sebuah hotel yang ternyata memiliki pantai. Tempat tersebut sangat indah untuk berfoto-foto, tak lupa aku pun numpang eksis di sana. Maklumlah, mumpung background fotonya keren. I heart you. 2. Di kota Manado banyak spot indah untuk berfoto dengan m

insecurities: tragedi rambut

Hei, Maaf ya akhir-akhir ini aku banyak pikiran sehingga terlalu sering menulis di blog. Entahlah, aku merasa lebih nyaman mencurahkan uneg-uneg disini dibandingkan curhat sama teman, walaupun itu pilihan yang oke juga. Namun sejujurnya, aku sendiri tidak tahu apa yang kugelisahkan. Jadi, sepertinya random . Oh, tadi aku berniat mencoba potongan rambut baru dan dimulai dari potong poni. Setelah kutimbang-timbang, ternyata poni rata belum pernah kukenakan. Singkat cerita, aku meminta tolong Mama untuk mengguntingkannya. Dan ternyata, saudara-saudara, aku terlihat aneh karena poninya kependekan dan mengingatkanku akan sebuah boneka daruma. Ya sudahlah, que sera sera . Apapun yang terjadi terjadilah :"D Ngomong-ngomong, aku sudah mengalami banyak masalah karena rambut. Namanya juga perempuan, pasti deh insecure sama bagian-bagian tubuhnya sendiri. Termasuk juga aku. Jadi pas masa-masa puber itu, sekitar masa SMP, rambutku ngembang kayak Toad, si jamur dalam game Mario Bro

Untitled (unfinished story)

*TIDAK SELESAI DAN MENGGANTUNG :")* ditulis 11 Maret 2013 Aku merasakan matahari yang mulai menampakan sinarnya melalui celah jendela kamarku. Burung-burung berkicau seolah-olah mereka tengah berusaha membangunkanku. Dari kejauhan terdengar suara ayam yang berkokok, menandakan pagi yang telah tiba. Aku mendesah pelan. Hari yang baru telah menunggu untuk kuhadapi. Namun entah mengapa rasanya berat sekali untuk membuka kembali kedua mataku. Rasanya aku ingin tidur selamanya saja. Aku sesungguhnya tidak ingin terbangun lagi. “Kak Mit.” Seseorang memanggilku ketika aku tengah berusaha melanjutkan mimpiku. Kurasakan sepasang tangan mungil menguncang-guncang tubuh yang masih dilapisi selimutku. Aku diam dan tak bergeming. “Kak Mit!” suara tersebut mengeyel. Uh, mengganggu saja. Aku masih ngantuk tahu. “KAK MITA!” kali ini ia menjerit dengan volume melewati batas maksimal tepat disebelah telingaku. Aku pun spontan membuka mataku lebar-lebar dan melotot ke arah su