Skip to main content

untuk dibaca saat: stres


Apa itu stres? Perasaan saat kau nggak mendapat hasil sesuai yang kau harapkan, perasaan saat kau dituduh sesuatu yang tak kau lakukan, ataukah perasaan saat kau tidak bisa melakukan apa-apa kah?

Semuanya meruntuhkan duniamu, ya aku mengerti. Kau sedih. Kau kecewa, kehilangan motivasi dan kepercayaan diri. Kau merasa ingin menghilang dalam lubang yang amat, sangat dalam.

Prepare, confront, cope. Ketahuilah bahwa kita akan mengalami stres, pada saat-saat nggak terduga sekalipun. Katakan pada dirimu, aku pasti bisa meng-handle ini. Semua akan ketemu jalannya kalau aku tetap tenang.

Take your time. Semua orang butuh waktu yang berbeda-beda untuk mengatasinya, jadi jangan membandingkan waktu pemulihanmu dan orang lain. Jangan malu, apalagi menjadi down karena kau susah membangkitkan motivasimu. Anggap saja zona waktumu dan dia berbeda. Kita nggak bisa menyamakan waktu di bumi dan di mars, bukan?

Do things that take your energy away. Lakukan hal-hal yang membuatmu bergerak, berkeringat, dan emosi. Lampiaskan semua perasaan tidak menyenangkanmu melalui keringat. Menari-nari, menyanyi-nyanyi, nonjok-nonjok... Kalau aku bahkan memilih mensetrika baju dan membereskan kamar di saat stres.

Understand what your problem is. Terdengar simpel dan barangkali aneh, tapi terkadang kita memang stres untuk masalah yang kita sendiri nggak tahu apa. Jangan-jangan hal tersebut bukan masalah yang perlu kita pusingkan? Kalaupun hal tersebut betul-betul masalah, apakah ada solusi yang bisa dipikirkan daripada sakit kepala nggak jelas? Lagipula, siapa tahu sebetulnya ada strategi-strategi yang bisa kita tempuh untuk menghadapi masalah tersebut.

Talk to others. Aku dulu juga sempat malu untuk bercerita karena menganggap semua orang akan menghakimi dan bilang aku terlalu sensitif, dan bakal nyalahin aku. Tapi ingatkah bahwa kita nggak boleh nge-judge orang sembarangan? Nggak semua orang bakal menggosip dan meremehkan omongan kita. To be healthy, start talking to others.

Treat yourself right. Separah apapun keadaanmu, jangan lupa makan dan minum. Bercerminlah dengan perasaan senang, berbicaralah kepada dirimu sendiri sama halnya kau berbicara dengan orang yang kau kagumi. Belajarlah untuk menghargai diri dengan talking positively. Aku tahu ini easier said than done. Well, practice makes perfect!

Break down your problem solvings into concrete steps. Kalau kau sedang memikirkan solusi, lebih baik dibuat dalam langkah-langkah. Persis resep memasak. Ikuti dan percayalah pada langkah-langkah yang kau buat. Have faith in God, as well.

Take your time, but rush as well. Jangan membiarkan dirimu terlena dan jadi mengabaikan hal-hal yang penting. Bertanggungjawablah, jangan biarkan kejadian-kejadian menjadikanmu pengecut yang kabur-kaburan. I know it's hard. Beri pujian pada dirimu kalau kau berhasil melalui bad day tanpa kabur. You have to salute yourself!

Bersyukur. Lihatlah ke bawah dan ketahuilah, banyak orang mengalami keadaan yang lebih buruk darimu. Tips ini sangat berguna untukku. Dengarkan cerita-cerita tentang orang yang berjuang menghadapi atasan yang mengerikan, namun tetap bertahan demi memberi makan anak-anaknya. Atau tentang orang yang tiap hari dimaki-maki, namun tetap harus professional. Ya, jangan hanya melihat ke atas, kau harus melihat orang-orang yang lebih bermasalah agar kau bisa mensyukuri segala keadaan dan berkatmu.

Aku tahu ini susah, dan cliché. Tapi kau harus tahu betapa hebatnya kau jika berhasil melakukan pengendalian stres ini. Setiap orang pasti mengalami masalah, tapi justru stres adalah 'makanan' yang dibutuhkan oleh perkembangan (dikutip dari nasihat dosenku di kelas).

Kalau lagi pusing atau mengalami bad day, bacalah ulang tulisan ini. Breathe. ;)

Comments

Popular posts from this blog

Belajar banyak di konferensi Psikologi ARUPS, Bali

Halo teman-teman, Kali ini aku menggebu-gebu sekali untuk menceritakan pengalamanku di Bali. Sungguh, sampai detik ini aku masih merasa bahagia dan bangga akan acara yang telah aku ikuti pada 21-22 Februari 2018 waktu itu! Jadi, awal mulanya seperti ini... Once upon a time , pada 2016 akhir, seorang dosen di kampusku menawarkan aku dan temanku (Desta) untuk ikut berkontribusi dalam penelitian beliau. Oh ya, untuk kalian yang belum tahu, aku sedang mengambil jurusan psikologi di Universitas Tarumanagara, ya. Aku sempat takut sih, karena belum pernah mengerjakan proyek seperti ini. Waktu itu, aku betul-betul khawatir karena pengalamanku dalam penelitian betul-betul nol besar. Namun, dosenku, Pak P. Tommy Y. S. Suyasa (beliau akrab dengan panggilan Pak Tommy), berbaik hati dan bersedia membimbing dari awal, beliau pun sabar menjelaskan pada kami apabila ada hal-hal yang masih kami belum pahami. Oh ya, kami belajar banyak dari dosen kami ini; hal-hal aka...

'Stranded' in The Netherlands

Hoi allemaal! Hoe gaat het met jou? Getting through something new or being that 'new thing' itself is never easy. How eyes look at us as something different might be hard to be unnoticed, and how people treat us differently, might as well be difficult. The Netherlands, well known as the land of the tulips, is something very far far away from my mind. I lived in Indonesia as a little toddler, all I thought was playing, sleeping, screaming, singing and dancing. Having the chance to live and study there, never ever crossed my mind before. Destiny cannot be denied. One day, my dad was asked to live there for a couple of years. First, it was very hard having a long distance father-and-daughter relationship. We went chatting through video chat, and I, as his little girl, always talked to him everything I thought of. We usually have the night prayer together through the video chat, and it was very rough that times. Years flied away; and afterwards, my dad invi...

Dear, Me (and You)

          Pernahkah kamu mengecewakan dirimu sendiri, sahabat? Perasaan benci dan ketidakberanian yang begitu mengurungmu dalam sebuah sangkar baja, tidak memberimu kebebasan sejati.  Tidak, bukan saja merampas kebebasan, tetapi mereka jugalah yang menghentikan laju langkahmu. Keduanya membuatmu berjalan di tempat, berhenti, atau bahkan lebih parahnya lagi; berjalan ke belakang.  Sebetulnya, kamu juga harus menganalisa sebab dari penyiksaan diri tersebut. Sebuah ‘ekskresi’ yang harus dikeluarkan tanpa perlu diraih kembali. Bagaikan sang pangeran katak yang menanti kecupan sang putri, pegharapan yang terlalu tinggi bisa saja mencukai hatimu. Kemungkinan sebuah harapan hanyalah dua, entah itu akan membuat pipimu bersemu, ataulah ia akan memilukan hati cantikmu.  Jadi, kita tidak perlu melakukan yang terbaik? Bukan, aku tidak berkata demikian. Kenalilah potensi dan segala pesonamu. Menurutku, tida...